Bambu Ampel
Bambusa vulgaris Schrad. ex J.C. Sinonim
Bambusa thouarsii Kunth
Bambusa surinamensis Ruprecht
Bambusa vulgaris Schrad. ex J.C. Sinonim
Bambusa thouarsii Kunth
Bambusa surinamensis Ruprecht
Nama umum
Indonesia : Bambu ampel, awi ampel (Sunda), pring ampel (Jawa)
Inggris : common bamboo, clumping bamboo
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus: Bambusa
Spesies: Bambusa vulgaris Schrad. ex J.C.
Kerabat Dekat
Bambu Duri Ori, Bambu Duri, Bambu Embong, Bambu Loleba, Bambu Nitu, Bambu Duri, Bambu Sasa, Bambu Cina, Bambu Krisik
Nama Lokal : Domar (Ambon)
Deskripsi : Rumpun tegak, tinggi 10 - 20 m, diameter 4 - 10 cm, permukaan batang hijau mengkilap, kuning, atau kuning bergaris-garis hijau; internodus berjarak 20-45 cm, permukaan batang berambut hitam dan dilapisi lilin putih ketika muda dan berangsur-angsur menjadi halus tak berambut dan mengkilap; nodus tenggelam. Cabang-cabang muncul dari nodus tengah dan atas dari rumpun. Selubung rumpun berbentuk segitiga lebar; daun lurus, berbentuk segitiga lebar (broadly triangular), panjang 4-5 cm dan lebar 5-6 cm, ujung daun meruncing, berambut pada kedua permukaan daun dan di tepi-tepi daun; panjang ligula 3 mm, bergerigi.
Distribusi/Penyebaran : Bambusa vulgaris merupakan tumbuhan yang berasal dari Dunia Lama, khususnya dari kawasan Asia tropis. Jenis ini diyakini sebagai bambu yang paling banyak dibudidayakan di seluruh penjuru kawasan tropis dan sub-tropis. Di kawasan Asia Tenggara, bambu jenis ini banyak dibudidayakan, sering dijumpai di desa- desa, di pinggir-pinggir sungai, dan sebagai tanaman ornamnetal di perkotaan.
Habitat : Bambusa vulgaris dapat dijumpai tumbuh di seluruh kawasan pantropikal, pada ketinggian di atas permukaan laut hingga 1200 m dpl. Bambusa ini tumbuh baik di daerah dataran rendah dengan kondisi kelembapan udara dan tipe tanah yang luas. Di Asia Tenggara, tumbuhan berumpun hijau ini telah tumbuh luas secara alami di tepi-tepi sungai, di pinggir jalan, dan di tanah-tanah lapang. Di Semenanjung Malaysia, Bambusa vulgaris tetap dapat tumbuh baik di lahan-lahan terdegradasi yang mengandung timah.
Perbanyakan : Bambusa vulgaris dapat diperbanyak dengan menggunakan rhizoma, stek rumpun atau cabang, cangkok dan kultur jaringan. Stek rhizoma yang diambil dari rumpun berusia 1 - 2 tahun selalu memberikan hasil bagus. Cara termudah dan sering dilakukan adalah stek rumpun atau cabang. Umumnya, rumpun yang akan di stek adalah rumpun yang tidak terlalu muda atau tidak terlalu tua. Penanaman pada akhir periode musim hujan dianjurkan, dengan jarak penanaman 6-12 m x 6-12 m.
Manfaat tumbuhan :
· Seperti bambu lainnya, Bambusa vulgaris dapat digunakan sebagai bahan bangunan, pagar, jembatan, alat angkutan (rakit), pipa saluran air dan berbagai peralatan rumah tangga. Selain itu, tunas mudanya (rebung) dapat dimakan serta dapat digunakan sebagai obat liver atau hepatitis. Rumpun bambu mempunyai potensi dalam melestarikan lingkungan; pertumbuhannya cepat dan akarnya mampu mengawetkan tanah dan mengurangi erosi. Sinonim : Bambusa thouarsii Kunth (1822), Bambusa surinamensis Ruprecht (1839), Leleba vulgaris (Schrader ex Wendland) Nakai (1933).
· Tunas bambu atau rebung sudah lama dikenal masyarakat kita sebagai bahan makanan, terutama untuk dibuat sayur.
· Tidak semua rebung dapat diolah menjadi masakan. Bambu janis apus (ping apus dalam bahasa Jawa) merupakan salah satu janis bambu yang tidak dapat diolah menjadi masakan, karena rasanya pahit. Jenis rebung yang memiliki cita rasa enak adalah rebung kuning, rampal/suling, ori, dan ater.
· Rebung dari bambu betung memiliki rasa paling enak. Rebung betung berwarna merah cokelat dan subang (ujung kelopak) pada ujung rebung berwarna ungu. Rebung dilindungi oleh kelopak-kelopak kuat yang berbulu halus.
Pemanfaatan dalam keadaan darurat
· Tunas muda atau rebung bambu merupakan bahan makanan yang cukup mewah dalam keadaan darurat di hutan
· Batangnya setelah dibelah baik untuk tali temali, untuk membuat bivoac dan lain-lain.
· Pada ruas-ruas batang pohon bambu yang hidup di tempat lembab seringkali terisi air oleh karena itu bisa menjadi penyedia air minum dalam kondisi darurat.
Sumber Prosea : 7: Bamboos p.74-78 (author(s): S. Dransfield & E. A. Widjaja)
http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=344
Tidak ada komentar:
Posting Komentar