Seorang pengembara pergi ke alam bukan untuk menghilangkan dirinya tetapi lebih tepatnya untuk menemukan dirinya dari sedemikian banyak mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang beraneka ragam wujud dan bentuknya baik yang mati ataupun yang hidup. Demikian juga bagi seorang pencinta alam yang aktivitasnya banyak dilakukan di alam bebas, sehingga kepergiannya ke alam bebas bukan untuk tinggal dan menetap di alam bebas (hutan) tetapi untuk kembali pulang dari pengembaraannya dengan selamat.
Untuk mendukung kegiatan/hobynya seorang pencinta alam sangat bijaksana seandainya sebelum beraktivitas di alam bebas untuk mengetahui bagaimana teknik-teknik hidup di alam bebas, memahaminya, melatih dirinya baik secara sendiri atau kelompok, sehingga ketika melakukan kegiatan di alam bebas terhindar dari permasalahan dan/atau keadaan darurat baik karena kesalahan menafsirkan objek pengembaraannya maupun karena ketidakmampuan diri sendiri untuk melakukan pengembaraan di alam bebas.
Kondisi darurat di alam bebas sebenarnya tidak hanya berpeluang dialami oleh seorang pengembara alam bebas/pencinta alam, tetapi bisa juga dialami oleh masyarakat luas yang karena sengaja melakukan perjalanan di alam bebas misalnya peneliti, profesional, surveyor dll. atau karena ketidaksengajaan harus hidup di alam bebas karena sesuatu hal yang tidak terduga / direncanakan sebelumnya misalnya terjebak di hutan karena kecelakaan pesawat, karena tersesat, bencana alam, karena kejahatan dan karena sebab-sebab lain sehingga seseorang tanpa diduga harus bertahan hidup di hutan untuk beberapa waktu sebelum mendapat pertolongan dari orang lain.
Beberapa teknik dasar hidup di alam bebas yang perlu dikuasai oleh seorang pengembara alam bebas / pencinta alam diantaranya yaitu : teknik navigasi, teknik perjalanan, teknik membuat perlindungan, teknik mencari air, teknik membuat api dan memasak, teknik mencari makanan, teknik membuat perangkap hewan dan teknik mencari hubungan. Walaupun pada hakekatnya manusia mempunyai kemampuan untuk bisa bertahan hidup di alam bebas karena nalurinya sebagai implementasi penjelmaan daya pikir mahluk yang diciptakan sempurna tetapi untuk tidak mempersulit diri maka teknik-teknik tersebut seyogianya dipelajari dan dilatih baik secara perorangan maupun kelompok dalam organisasi-organisasi kepencintaalaman yang terdapat di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, tidak semua teknik hidup di alam bebas akan kita pelajari, tetapi kita hanya akan mencoba mengulas tentang teknik hidup di alam bebas yang akan menggunakan unsur alam dalam hal ini tumbuhan (vegetasi) sebagai objek untuk mempertahankan hidup dalam kondisi darurat. Dengan peribahasa “kalau tidak ada rotan maka akarpun berguna” maka alam bebas terutama Hutan Hujan Tropis Indonesia baik yang ada di dataran tinggi maupun di dataran rendah menyediakan banyak tumbuhan yang dapat dimanfaatkan dalam keadaan darurat di alam bebas. Ibarat sebuah “super market atau mall” yang segalanya ada dan kita tinggal memilihnya untuk keperluan kita yang darurat/mendesak.
Dasar ilmu pengetahuan yang akan digunakan yaitu ilmu Etnobotani dari kata "etnologi" - kajian mengenai budaya, dan "botani" - kajian mengenai tumbuhan) adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan tumbuhan, terutama dalam pemanfaatannya. Penelitian etnobotani diawali oleh para ahli botani yang memfokuskan tentang persepsi pemanfaatan dari suatu tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat lokal. Ahli etnobotani bertugas mendokumentasikan dan menjelaskankan hubungan kompleks antara budaya dan penggunaan tumbuhan dengan fokus utama pada bagaimana tumbuhan digunakan, dikelola, dan dipersepsikan pada berbagai lingkungan masyarakat, misalnya sebagai makanan, obat, praktik keagamaan, kosmetik, pewarna, tekstil, pakaian, konstruksi, alat, mata uang, sastra, ritual, serta kehidupan sosial.
Dalam botanical survival, kita hanya akan mencoba memfokuskan diri terhadap pengenalan jenis-jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan baik untuk keperluan bahan makanan, minuman, obat-obatan, perlindungan dan perapian. Berdasarkan hasil penelitian dan literatur yang ada, informasi dari masyarakat (orang tua), pengalaman di lapangan dan lain-lain. Sehingga melalui pengenalan terhadap jenis-jenis tumbuhan tersebut dapat memberi keyakinan kepada kita jika hidup di alam bebas relatif aman dan layak dilakukan oleh pemuda dan pemudi bangsa Indonesia yang dapat menumbuhkan cintanya kepada tanah airnya dan bersyukur kehadirat Illahi atas limpahan negeri yang kaya raya ini.
SUMBER MAKANAN
Makanan merupakan bagian terpenting dalam keadaan darurat di alam bebas. Makanan bisa kita dapatkan dari binatang maupun yang berasal dari tumbuhan. Makanan yang berasal dari binatang memilki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berasal dari tumbuhan. Beberapa jenis binatang dapat kita dapatkan tanpa melalui proses yang rumit, misalnya : cacing, belalang, kadal, laba-laba, telur burung, telur semut, kaki seribu dan lain-lain. Dalam keadaan darurat binatang-binatang tersebut akan sangat bermanfaat untuk mempertahankan hidup kita dari kelaparan di gudang makanan alami dunia.
Binatang yang harus diwaspadai karena bisa membahayakan : nyamuk, tawon, kelabang, pacet dan lintah, ular berbisah (contohnya : Ular tanah, ular hijau, ular belang, ular sendok, dll). Ciri umum dari ular berbisa: kepala agak segi tiga, leher kecil, terdapat lekukan antara mata dan lubang hidung, memiliki gigi bisa. Makanan dari tumbuhan walaupun tidak memiliki kalori yang tinggi, namun penting sebagai penambah kalori. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua tumbuhan dapat dimakan, ada beberapa jenis tumbuhan yang perlu dihindari, karena mengandung racun yang bisa membahayakan.
Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan:
1. Bagian tumbuhan yang masih muda.
2. Tumbuhan yang tidak mengandung getah.
3. Tumbuhan yang tidak berbulu.
4. Tidak mengandung bau yang kurang sedap.
5. Sering dijadikan makanan oleh hewan mamalia.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengetahui tumbuhan yang dapat dimakan :
1. Makan tumbuhan yang sudah dikenali betul.
2. Jangan makan satu jenis tumbuhan saja, tapi makanlah bermacam-macam jenis tumbuhan.
3. Perhatikan warna buahnya, sebaiknya jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu, seringkali warna yang demikian sebagai indikator tumbuhan tersebut mengandung racun alkoloid.
Cara termudah apabila kita ragu dengan tumbuhan tertentu, adalah dengan cara mengoleskannya sedikit pada bagian kulit yang peka, kalau tidak terasa gatal, coba oleskan sedikit pada bagian pinggir lidah, kalau tidak juga terasa gatal berhenti tumbuhan tersebut bisa dimakan. (hal diatas tidak berlaku untuk jamur).
Sebaiknya makanan tersebut kita masak terlebih dahulu.
Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
1. Umbi di dalam tanah : Jenis talas, kentang, bengkoang, paku tanah.
2. Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu begonia.
3. Buah : Kelapa, arbei hutan, konyal, rambutan hutan, salira.
4. Biji : biji padi, jagung, biji rumput teki.
5. Bunga : turi, pisang.
6. Daun : Rasamala, melinjo
AIR
Air merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, dalam kondisi survival air merupakan bagian terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup. Air dapat kita dapatkan bukan dari sumber mata airnya saja, namun bisa juga kita dapatkan dari tumbuhan.
Ada beberapa jenis air yang harus kita pelajari :
Air merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, dalam kondisi survival air merupakan bagian terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup. Air dapat kita dapatkan bukan dari sumber mata airnya saja, namun bisa juga kita dapatkan dari tumbuhan.
Ada beberapa jenis air yang harus kita pelajari :
1. Air yang langsung bisa kita masak, contohnya : air yang berasal dari mata air, sungai yang belum tercemar ataupun air hujan.
2. Air yang melalui proses yang sederhana sebelum bisa dimasak, Contohnya : air payau, air yang tergenang.
3. Air yang mealui proses yang rumit sebelum bisa di masak, contohnya : air tercemar, air yang mengandung belerang pekat.
Cara memperoleh air selain dari mata air/sungai/danau :
1. Menampung air hujan dengan menggunakan ponco/fly sheet. Caranya ; Ponco kita bentangkan namun agak kendor, pada keempat sisinya atau dengan menggali lubang kemudian pada lubang tersebut kita kelilingi dengan plastik/fly sheet/ponco.
2. Memakai cara kondensasi tumbuhan, caranya : bungkus tumbuhan atau dedaunan dengan plastik, kemudian ikat plastik tadi.
3. Memotong tumbuhan yang mengandung air, contohnya : akar gantung, bamboo, pohon pisang, rotan.
4. Dari tumbuhan yang memiliki simpanan air, contohnya : kantung semar, bamboo,.
5. Dengan cara menggali tanah di sekitar payau. Gali lubang dengan jarak sekitar 3 meter dari daerah payau.
Tanda – tanda adanya air :
1. Di pantat batu.
2. Di lembah dengan ciri-ciri : tumbuhan lebih hijau dan berdaun emas daripada tumbuhan di sekitarnya, banyak jejak binatang (semakin banyak jejak binatang semakin dekat dengan sumber air).
3. Pengendapan.
API
Api merupakan satu unsur yang penting dalam menghadapi kondisi survival, fungsi api bukan hanya untuk measak dan memeberikan kehangatan, namun lebih jauh lagi dengan adanya perapian akan menambah semangat untuk hidup. Membuat perapian bukanlah pekerjaan yang gampang, walaupun hal ini biasa kita kerjakan. Asalkan kita tahu urutan kerja dan persyaratan untuk membuat api. Ada 3 unsur penting dalam membuat api, yaitu :
API
Api merupakan satu unsur yang penting dalam menghadapi kondisi survival, fungsi api bukan hanya untuk measak dan memeberikan kehangatan, namun lebih jauh lagi dengan adanya perapian akan menambah semangat untuk hidup. Membuat perapian bukanlah pekerjaan yang gampang, walaupun hal ini biasa kita kerjakan. Asalkan kita tahu urutan kerja dan persyaratan untuk membuat api. Ada 3 unsur penting dalam membuat api, yaitu :
- Panas
- Bahan Bakar.
- Udara
Ketiga unsure diatas mutlak harus ada dalam perapian, kekurangan unsure panas akan meneyebabkan kesulitan dalam mebuat perapian. Unsur udara juga sangat berpengaruh pada proses pembuatan api. Dan tak kalah pentingnya adalah penyusunan bahan bakar sehingga memudahkan dalam membuat perapian.
BIVOAC/PERLINDUNGAN/SHELTER.
Perlindungan merupakan bagian yang terpenting dalam mempertahankan hidup apabila kita berada dalam kondisi survival. Pada bagian ini kita akan membahas bagaimana kita membuat perlindungan dengan menggunakan peralatan yang kita bawa ataupun dengan cara memebuat perlindungan dengan menggunakan apa yang ada di alam.
Langkah-langkah dalam membuat perlindungan :
1. Bangunlah bivac pada daerah yang datar, apakah itu berada di punggungan, lembahan maupun di daerah lereng. Perhatian !! sangat tidak dianjurkan untuk membangun shelter di puncak gunung, yang di sekelilingnya tidak terdapat pepohonan. Sebab pada daerah yang demikian akan mengundang petir jika di musim hujan, sedangkan di musim panas suhu di malam hari dan di pagi hari akan sangat dingin (diatas ketinggian 2700 mdpl suhu minimal dapat mencapai 0 derajat celcius). Sebaiknya memilih lokasi yang masih banyak terdapat pepohonan, selain terlindung dari bahaya petir di musim hujan, suhu udara relatif hangat.
2. Perhatikan lokasi di sekeliling, jangan berada pada pohon yang sudah tua, jangan berada pada daerah yang merupakan aliran air, jangan berada pada jalur yang di lalui binatang, sebab akan membahayakan keselamatan.
3. Bersihkan area yang akan dijadikan sebagai tempat membangun tempat perlindungan, bersihkan semak-emak di sekelilingnya, bersihkan humus yang akan di jadikan alas (sering kali di bawah humus terdapat hewan yang membahayakan ).
4. Buat parit sebagai aliran air, hal ini untuk menjaga jika hujan turun.
5. Cari dua bilah kayu yang cukup kuat untuk dijadikan tiang pancang, kemudian gali dua lubang untuk kedua tiang tadi, atau dapat juga diantara dua buah pohon yang cukup kokoh.
6. Perhatikan juga arah angin, jangan membuat perlindungan dengan bagian terbuka mengarah ke arah aliran angin.
7. Jika memakai alat Bantu tali dan ponco : Ikatkan ikatkan kedua ujung tali yang terdapat di fly sheet pada dua buah tiang pancang tadi, perhatikan simpulnya, jangan menggunakan simpul mati, pakailah simpul pangkal. Jika memakai media alam (bivak alam) : cari satu bilah kayu yang cukup kuat sebagai tempat atap, kemudian ikatkan pada tiang pancang tadi. Kemudian buatlah rangka atap, dengan bantuan ranting-ranting yang agak besar, selanjutnya tutupi dengan deaunan, serapat mungkin.
8. Ingat shelter tidak boleh bocor, jadi pada pembuatan shelter memakai alat abntu ponco/fly sheet bentangnya harus kuat, sedangkan yang memakai media alam, atapnya harus rapat.
Dari tulisan ini kita akan mencoba mengenal macam-macam tumbuhan yang dapat digunakan dalam keadaan darurat di hutan .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar