Sinonim
Morus papyrifera L. (1753), Smithiodendron artocarpioideum Hu (1936), Broussonetia papyrifera (L.) L`Her. ex Vent. var. sumatrana (Miq.) Bur. (1873).
Morus papyrifera L. (1753), Smithiodendron artocarpioideum Hu (1936), Broussonetia papyrifera (L.) L`Her. ex Vent. var. sumatrana (Miq.) Bur. (1873).
Nama umum
Indonesia: Pohon saeh, saeh
Inggris: Paper mulberry
Nama Lokal : Schoenoplectus litoralis: endong, penjalinan (Jawa).; - Schoenoplectus mucronatus: rumput kerecut (Sumatra Barat), mendongan (Jawa), jajaruman (Sunda).
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Urticales
Famili: Moraceae (suku nangka-nangkaan)
Genus: Broussonetia
Spesies: Broussonetia papyrifera (L.) Vent.
Deskripsi : Merupakan tumbuhan berumah dua, tanaman penghisap, tinggi mencapai 12(-35) m, mengandung lapisan susu, dengan tunas kecil, axiler. Batang berkenyal-kenyal,kulit kayu luar lembut, kulit kayu dalam mengandung serat yang dapat dijalin dan dapat diekstrak pada lapisan yang luas,; ranting rindang, tebal 1.5-3 mm, subtomentose, hirtellous hingga berambut. Daun berseling,dan tersusun spiral atau berhadapan. -Daun mengubah dan cara spiral mengatur atau subopposite; stipula bebas, semi-amplexicaul, bulat telur, panjang 0.5-1.5 cm, berambut, [yang] sedikit berrusuk, caducous; panjang petiola ( 1-)2-9(-15) cm, subtomentose; helaian daun bulat telur hingga ellips, 5-20 cm x 4-12 cm, rata atau bercuping 5, hampir tidak rata, chartaceous, pangkal bentuk jantung hingga membulat atau agak meruncing, tepi berombak, bergerigi atau bergigi, ujung meruncing atau agak runcing, permukaan atas berambut, permukaan bawah berambut lebih lebat hingga subtomentose pada urat daun. Urat daun lateral 5-9 pasang. Inflorescences jantan soliteer atau biasanya berkelompok pada tunas yang pendek, tandan, pendulous; panjang peduncle 1-2.5 cm, berambut hingga tomentellous; panjang tandan 3-10 cm; perianthium bercuping 4, panjang 1.5-2 mm, berambut; benang sari 4, panjang 3-3.5 mm, panjang anthera sekitar 0.8 mm; bractea 1.5-2.5 mm, berambut. Inflorescences betina capitate, soliter di axil daun atau di bawah daun, panjang pedunkel 0.3-1.5 cm, berambut hingga tomentellous; kepala membulat, diameter 1-1.2 cm; perianthium tubular, panjang sekitar 1 mm, bergigi 4; panjang ovarium sekitar, stigma 1, filiform, panjang 7-10 mm. Infrutescence sinkarp, agak membulat, diameter 2-2.5 cm, bagian yang berdaging, berisi braktea interfloral, yang biasanya berubah menjadi oranye; buah drupa, dengan pangkal dangkal dan exocarpium putih, endocarpium bulat telur, panjang 2-2.5 mm. Biji kecil, kotiledon datar dan radikel panjang.
Distribusi/Penyebaran : Penyebaran alami meliputi Jepang, China, Indo-China, Thailand, Burma (Myanmar) dan India (Assam).Tanaman ini telah diintroduksikan ke Pulau Ryukyu, Taiwan, Filipina, Indonesia (Sumatra, Jawa, Sulawesi, Lesser Sunda Islands (Flores, Timor, Alor dan Wetar) dan Moluccas), New Guinea dan Polynesia. Tanaman ini ditemukan pada koleksi di kebun raya daerah subtropik dan temperate. Tanaman ini sudah dibudidayakan di Asia Timur, Indonesia dan Polynesia sejak dulu.
Perbanyakan : Secara mudah Paper mulberry diperbanyak dengan biji atau secara vegetatif dengan potongan kayu atau akar, suckers, atau cangkokan. Biji sangat tidak sensitif terhadap cahaya untuk perkecambahan dan dapat berkecambah pada keadaan gelap. Di Thailand penanaman sucker dengan tinggi 30 cm memberikan ketahanan yang lebih bagus daripada perbanyakan dengan potongan akar, batang atau biji. Mikropropagasi in vitro dengan tunas aksiler yang dikulturkan di medium Murashige dan Skoog (MS) dengan ditambah 1.0 mg/l 6-benzylamino purine (BAP) dan 0.01 mg/l alpha-naphthaleneacetic acid (NAA).; Paper mulberry kebanyakan tumbuh di dalam atau dekat desa.
Manfaat tumbuhan : Selama berabad - abad, serat kulit kayu bagian dalam digunakan untuk pembuatan kertas dan pabrik tekstil untuk pakaian. Penerapan awalnya dijumpai di Jepang, China, Indo-China, Thailand, Burma (Myanmar), Filipina, Jawa dan Madura, meskipun dengan metode produksi yang berbeda dan kemudian diantara yang lainnya, Indonesia, New Guinea dan Polynesia, dimana pabrik dikenal sbagai pakaian `tapa`. Pabrik tekstil dari tanaman ini digunakan untuk membuat barang-barang seperti sarung, topi, sarung kasur dan tas.
Kegunaan dalam keadaan darurat di hutan
Daun dapat digunakan untuk bahan makanan baik dimakan langsung, disayur, ditumis atau dikukus
Sumber Prosea : 17: Fibre plants p.91-95 (author(s): Brink, M and Escobin, R.P.)
dimana sy bisa beli bibit pohon saeh, untuk budidaya?
BalasHapus