Laman

Rabu, 08 Juni 2011

TALAS (Colocasia. Esculenta (L.) Schott)






















Botani
Sinonim :
Colocasia antiquorum Schott (1832), Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum (Schott) Hubb. & Rehder (1939).

Klasifikasi :
Kingdom: Plantae
Divisi : Angiosperms
Kelas : Monocots
Order: Alismatales
Family: Araceae
Subfamily: Aroideae
Tribe: Colocasieae
Genus: Colocasia
Species: C. Esculenta (L.) Schott
Variety: esculenta[1]

Nama
Inggris : Taro, old cocoyam, dasheen, eddoe
Indonesia : Talas
Jawa : Taleus (sunda), bentul (Jawa), keladi (Melayu)

Deskripsi :
Tumbuhan berupa terna, tegak. Sistem perakaran liar, berserabut, dan dangkal. Batang yang tesimpan dalam tanah pejal, menyilinder atau membulat, biasanya coklat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang terdapat di atas lampang daun tempat munculnya umbi baru, tunas atau stolon. Daun memerisai dengan tangkai panjang dan besar. Perbungaan tongkol dikelilingi oleh seludang dan didukung oleh gagang yang lebih pendek dari tangkai daun, bunga jantan dan betina kecil, tempatnya terpisah pada tongkol, bunga betina di bagian pangkal, hijau, bunga jantan pada bagian atasnya warna putih steril, ujung tongkol dilengkapi dengan organ steril. Perbuahan seperti kepala yang berisi buah buni yang rapat. Biji membundar telur.

Distribusi/Penyebaran :
Talas diduga asli dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, dimana jenis tersebut diduga telah dibudidayakan sebelum padi. Saat ini talas tumbuh di seluruh India Barat, Afrika Barat dan Utara. Di Asia, jenis tersebut ditanam secara luas di China Selatan dan Tengah, sedangkan di India tumbuh tidak begitu meluas. Dibudidayakan di Bogor dan Malang (Jawa) dan di Bali. Talas sudah dikenal oleh masyarakat pedalaman di Papua. Di Malaysia, talas telah dimanfaatkan lebih dari 2000 tahun dan sekarang ditemukan diseluruh negara. Talas tumbuh diseluruh Filipina, terutama di Visayas bagian timur dan tengah serta daerah Mindanao dan Bikol.

Habitat :
Talas bertoleransi terhadap sistem pengelolaan dan lingkungan yang berkisaran luas. Bila tumbuh sebagai tanaman yang akan dipanen, pemanenan terbaik dicapai bila curah hujan 2000 mm/tahun atau lebih dan curah hujan tersebar secara merata. Talas juga tumbuh baik di tanah-tanah basah termasuk tanah-tanah sawah dengan irigasi yang teratur, tanah-tanah beririgasi, dan tanah di paya-paya yang miskin akan drainase.Suhu 25-30°C dan kelembaban yang tinggi akan mendukung pertumbuhan talas.Talas dapat tumbuh mulai dari pantai sampai ketinggian 1800 m dpl. di Filipina; 1200 m dpl. di Malaysia dan 2700 m dpl. di Papua New Guinea, walaupun sangat lambat proses pemasakannnya pada ketinggian yang terakhir. Talas bertoleransi pada naungan dan seringkali tumbuh sebagai tanaman sela dengan tumbuhan pohon. Beberapa kultivar bertoleransi terhadap salinitas yang tinggi.Talas tumbuh pada berbagai macam jenis tanah, tetapi pertanian yang bagus membutuhkan fertilitas yang tinggi. Di Malaysia, jenis tersebut bertoleransi terhadap pH tanah 4.2-7.5.

Dalam perjalanan pendakian seringkali dijumpai pada lahan subur perlembahan baik terbuka atau ternaungi tumbuhan hutan.

Perbanyakan :
Talas diperbanyak secara vegetatif; sedangkan untuk keperluan penangkaran, talas dapat diperbanyak dari bijinya. Umbi utama, potongan umbi maupun anakan umbi dapat ditanam, tetapi tunas dan ujung umbi biasanya lebih baik. Stolon lebih disukai di beberapa tempat di Malaysia. Penanaman dengan umbi harus diambil dari tanaman yang sehat, dihindari tanaman yang berakar atau umbi berakar dan yang terjangkit gejala virus mosaik dasheen. Di Asia Tenggara, talas terutama ditanam oleh petani kecil, dapat berupa pertanian tunggal atau pertanian sela yang dicampur dengan pertanian lainnya. Di Malaysia, talas ditanam diantara tanaman kelapa, kelapa sawit dan pohon buah-buahan; sedangkan di Filipina diantara kopi, coklat, kelapa dan pohon buah-buahan. Talas dapat tumbuh pada kisaran kerapatan 4000-49 000 tanaman/ha. Di Asia Tenggara, kisaran kerapatannya 6000-36 000 untuk daerah-daerah bercurah hujan dan 27 000-40 000 pada tanah-tanah basah. Jarak penanaman berkisar pada 30-100 cm x (30-)60-150 cm. Jarak yang lebar dibutuhkan jika fertilitas tanah rendah;sedangkan jarak yang dekat membantu pengontrolan gulma dan erosi.

Manfaat Tumbuhan
Umbi talas, dan helaian daun dan tangkai daun bila dimasak lebih dulu dapat dimakan. Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Di beberapa daerah Indonesia dimana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus atau dimasak dalam tabung bambu. Saat ini talas merupakan makanan pokok di banyak pulau di Pacific termasuk Papua Niugini, yang berpengaruh secara ekonomi pada permainan tradisional dan upacara-upacara. Pada umumnya, talas di Asia Tenggara dikonsumsi oleh manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam festival-festival keagamaan, sebagai obat-obatan masyarakat dan sebagai makanan ternak terutama babi. Di Jawa, permen dapat dibuat dari talas yang beraroma semerbak dicampur dengan kelapa dan gula; sedangkan potongan talas berukuran kecil yang digoreng sangat terkenal sebagai makanan ringan. Daun digunakan untuk membungkus`buntil` (ikan teri yang digarami dicampur dengan bumbu, kelapa parut dan sayuran, dibungkus dan dikukus dalam daun talas), tangkai daun juga dapat dimasak. Di Malaysia, talas dimasak dengan cara yang sama dan juga berperanan dalam festival-festival keagamaan. Daun dapat dimasak dan dimakan sebagai selada dengan saus pedas; sedangkan tangkai daun dikukus dengan santan, daging dan udang. Awalnya talas di Filipina digunakan pada waktu pati dan sayuran hijau mengalami penurunan pasokan. Umbi dapat dimakan dengan cara dikukus dan digoreng lebih dulu atau dibuat menjadi permen. Di Hawaii dan beberapa bagian Polynesia, umbi dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan poding. Poding dapat dibuat dari talas yang diparut dan dicampur kelapa.

 
Pemanfaatan dalam keadaan darurat :
Merupakan anugerah dalam keadaan darurat di hutan menemukan tumbuhan talah ..... umbinya setelah direbus dan dibuang airnya beberapa kali merupakan sumber karbohidrat yang penting, selain direbus umbi talas bisa juga dibakar dibubuy, dipepes dan digoreng.
Daun talas juga bisa disayur, ditumis detelah direbus dan dibuang airnya beberapa kali.

Sumber : Plants yielding non-seed carbohydrates p.69-72 (author(s): Flach, M. & Rumawas, F.), http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=477

Tidak ada komentar:

Posting Komentar